Selasa, 12 Oktober 2010

FOTO KITA

Bahaya Longsor
Masyarakat di lereng gunung Slamet, desa Gunung Malang, kecamatan Bambangan, Kabupaten Purbalingga, sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Meskipun terancam bencana longsor, para petani tetap beraktivitas di lahan dengan kemiringan diatas 45 derajat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apakah tradisi bertani dilahan miring akan terus berlanjut mengingat ancaman bencana longsor ada di dekat mereka?

 Penunjuk Jalan
Di salah satu sudut obyek wisata air Purbalingga, ada papan penunjuk jalan yang cukup unik.
Tolilet apa Tulalit ?
Sujud Syukur
Siswa SMA ini lebih memilih melakukan sujud syukur daripada harus melakukan aksi corat-coret dalam menyatakan kegembiraan saat Pengumuman kelulusan UN SMA tahun 2010 lalu.

Punah
Kantong Semar (Nephentes sp.) merupakan tumbuhan langka dan dilindungi. Keberadaanya di alam semakin sedikit. Semakin musnah hutan, akan menyebabkan tumbuhan ini menghilang. Bahkan mungkin hanya menjadi dongeng anak cucu kita kelak. Dongeng tentang sebuah tanaman buas pemakan serangga

 

 Green Forest
Saat ini, Indahnya kehijauan hutan masih dapat kita nikmati bersama sanak saudara dan teman-teman dekat. Kita dapat berlari-larian dan bermain di dalam hutan yang melindungi kita dari terik matahari .... Namun bagaimana dengan 20 tahun lagi, 50 tahun lagi? tanpa kepedulian kita dengan lingkungan hidup. Mungkin 50 tahun lagi, kita hanya dapat menikmati hijaunya hutan kita melalui foto-foto saja.

Cerpen Kita

Status
 
Karya : Winda      
"Lagi-lagi begitu." Aku mendesah. Nafasku rasanya berat. Dadaku sesak. Kepalaku serasa dihantam besi berton-ton.
"Aku kangen...."
Itu statusnya. Gadis manis di foto profil sebelah kiri itu benar-benar membuatku kesal."Aku juga..." plus tanda love yang biasa kukirim dengan penuh cinta padanya.
Siapa sih? Apa ini sudah jadi kebiasaan? Atau kelainan? Ingin rasanya kubanting saja laptop Dell ku. Dadaku masih sesak.
"Maaf ya sayang, aku tak bisa ketemu kamu hari ini....." Itu katamu dua hari yang lalu. Aku bertanya, kenapa ga bisa ? Lalu jawabmu, sedang sibuk kerja. Ada deadline yang harus diselesaikan minggu ini.

***
Aku harus pergi. Ibuku sudah uring-uringan dari pagi. Mbak Dian ikutan kelimpungan. Untunglah Pak Barjo, supir Bapak, dengan setia menemani ke manapun kami pergi. Hhh, hari yang berat.
"Aku sakit...sakit hati. Dia akan menikah. Padahal aku sudah terlanjur mencintainya..."
Hmm...up date status lagi dia. Siapa sih? Kulirik info profilnya. Remaja tanggung, umur 19 tahunan (iya, kalau datanya benar). Kali ini, foto profilnya diganti. Rambutnya dipotong pendek. Baju tanktopnya tambah bikin seksi. Kutunggu komentar darimu.
Satu menit, lima menit......kutunggu. Ada si cowok keren, Aryo, mulai komentar di statusnya. 20 menit, aku masih terdiam di depan laptopku. Menunggu dan menunggu.
"Cek inbox"
Dadaku terbakar. Hatiku cemburu. Belum cukupkah rasa ini? Komentar singkat darimu cukup membuat tertusuk belati. Tajam dan perih. Cukup. Cukup sudah....

***
"Apa?" Suara Ibu yang biasanya lembut kini melengking tinggi. Matanya memerah. Oh, Ibu, maafkan aku. Bukti print out dari halaman fesbuk si gadis cukup menjadi alasan.
"Mungkin cuma iseng,Fa..." Pelan-pelan mbak Dian menenangkanku.
"Di dunia maya, apa saja kan bisa terjadi......."
Aku mendengus kesal. Tapi mulutku rasanya terkunci.
"Apa kamu yakin ini Rio, Fa?"
Suara Bapak terdengar pelan dan tenang, namun tetap saja kurasakan nada khawatir di dalamnya.
"Sudah 2 bulan ini Rifa mencari tahu. Dan inilah hasilnya. Semakin dekat, semakin jauh saja rasanya mas Rio sekarang pak..." Nafasku terhenti.
"Mas rio sudah berubah...dan Rifa yakin, inilah penyebabnya."
Aku sudah diduakan,bu. Dan ini sudah terjadi di depan mataku.
Ibuku menangis, tiada henti. Bapak terdiam di sudut sofa. Matanya menerawang, terdiam. Tapi aku tahu, kesedihan yang dirasakan Bapak sama denganku.

***
Namaku Rifa. Arifa Adistya Putri. Itu tertulis jelas di dalam undangan berwarna kuning emas ini.
Akan menikah, Rio Alamsyah dengan Arifa Adistya putri. Akad nikah, tanggal 5 Mei.
Ah, itu kan 2 hari lagi.
Sudah berapa banyak undangan yang disebar. 500 orang kah? Atau lebih. Harus bagaimana nanti, bagaimana menjelaskan hal ini? Sungguh memalukan, pernikahan Rifa dan Rio dibatalkan hanya karena perselingkuhan di situs jejaring sosial itu. Apa kata orang...nafasku tambah sesak. Rasanya aku ingin pergi jauh.

***
Sehari menjelang akad nikah. Mereka sudah tiba di rumahku. Rio dan kedua orang tuanya. Calon mertuaku. Wajah-wajah tegang di ruangan ini. Sepi. Tenang namun menyayat hatiku. Mengiris-ngiris setiap helaan nafasku.
Aku tetap terdiam. Cukup sudah, apapun yang diputuskan malam ini, aku pasrah. Hatiku membeku.
"Maafkan aku sayang..." Rio menghiba, diciumnya tanganku. Dipeluknya diriku di depan semua orang di ruangan ini. "Aku khilaf."
Matanya memerah. Bibirnya bergetar hebat. Aku menatapnya, sedih. Tapi aku juga masih ragu, apa benar itu air mata cinta tulusmu, Rioku sayang?
"Kalian akan tetap menikah besok!" Itu ultimatum Bapak dan diaminkan semua orang. Aku tetap terdiam. Rio menatapku penuh harap, "Aku akan berubah. Aku sudah meninggalkannya. Sudah tidak ada lagi wanita lain selain dirimu..."
Benarkah? Secepat itukah?
Aku menatapnya lagi. Dan lagi. Ragu.
Suara musik dari Hape Rio memecah kesunyian. Dengan gugup diambilnya HP itu dari kantong bajunya. Matanya tambah memerah. Tangan bergetar hebat. Dengan cepat, kuambil HP itu.
Lily memanggil.
Hape itu terus berdering. Foto di wall hape sama persis dengan foto profil itu, berambut pendek dan berbaju tanktop

Selasa, 09 Maret 2010

Tip Menulis

50 Tips cara berlatih menjadi penulis

1. Untuk menjadi penulis yang baik, mulailah dulu menjadi pembaca yang baik. Tidak ada ruginya sebentar melihat tulisan pada sobekan koran yang dijadikan bungkus kacang goreng, barulah buang ke tempat sampah.

2. Kalau ada uangmu, sesekali belilah buku tentang menulis.

3. Baca novel Harry Potter, majalah PlayBoy, hingga buku-buku agama.

4. Usahakan minimal sekali seminggu membolak-balik Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tak perlu lama-lama, cukup lima menit.

5. Ketika jalanan macet, jangan cuma bengong, perhatikan papan-papan reklame.

6. Baca buku tata-bahasa Indonesia.

7. Belum berani menulis di koran atau blog? Coreti buku diarymu.

8. Miliki Pe-De yang gede. Harus percaya diri, dan katakan pada dirimu sendiri, “Aku ini penulis. Aku mampu menulis.”

9. Jangan pedulikan orang yang mengatakan tulisanmu jelek.

10. Tulis bermacam format artikel: mulai cerpen, opini, feature, esai, bila perlu puisi.

11. Cintai bahasa Indonesia dan bahasa daerahmu lebih tinggi dari kebiasaanmu ngomong kebule-bulean.

12. Tiba-tiba punya kalimat menarik? Ketikkan di ponselmu dan simpan.

13. Jangan buang majalah Tempo yang lama; di sana terdapat banyak kalimat bagus untuk dicontoh atau dipelajari.

14. Lakukan “menulis dalam pikiran”. Biasanya teknik ini kupraktikkan saat aku memegang sebatang rokok dan jongkok di toilet.

15. Catat setiap kosa-kata baru yang jarang terdengar, sinonim, dan ejaan yang membingungkan — contoh: sekadar, bukan sekedar.

16. untuk berlatih sekadar memperlancar kosa-kata, menulislah di komputermu dengan semuanya huruf kecil. awal kalimat dan nama presiden sby pun tidak perlu memakai huruf besar. namanya juga latihan. kau tidak akan ditangkap polisi karena membuang semua HURUF BESAR.

17. Untuk berlatih lebih serius menyusun kalimat dan paragraf, coba terapkan ini: Lebih banyak titik dalam satu alinea adalah lebih baik ketimbang sedikit titik. Maksudnya, usahakan lebih banyak menulis kalimat pendek daripada kalimat panjang.

18. Bikin blogmu.

19. Latihan menulis opini dengan berkomentar di situs-situs Internet.

20. Tulis satu kalimat, tulis lagi kalimat kedua, rampungkan satu paragraf, tulis lagi alinea kedua, jangan berhenti, jangan dulu membacanya, jangan merevisi, tulis terus….

21. Lakukan revisi setelah draf artikel rampung.

22. Baca drafmu dengan mengeluarkan suara.

23. Menulislah dengan komputer, jangan dengan pena, kecuali dalam kondisi terpaksa.

24. Setelah rampung menulis dan merevisi, endapkan dulu sekitar satu jam atau beberapa hari.

25. Buang sedikitnya 20 persen dari isi draf tulisanmu sebelum diterbitkan di blog atau media lain.

26. Ketika menonton film asing di bioskop atau televisi, simak teks terjemahannya.

27. Simak obrolan penyiar radio Kiss FM Medan atau Prambors Jakarta, jangan cuma dengar.

28. Babat habis kalimat membingungkan, jangan kasih ampun.

29. Pakai kalimat lugas dan tegas. Rumus populer KISS — Keep It Simple and Short.

30. Sesekali boleh menulis kalimat bertele-tele dan memutar, tapi porsinya harus sedikit dan jarang.

31. Jangan mulai artikelmu seperti anak kelas 4 SD belajar mengarang: “Pada suatu hari…, kami pergi ke rumah nenek…, lalu kami memanjat pohon jambu…, lalu adik terjatuh…, lalu dokter memberi obat….” Please, deh, malas membacanya.

32. Tidak ada “tanda titik-titik” lebih dari empat biji. Hanya tiga titik jika ditulis dalam kalimat, dan empat titik bila ditempatkan di akhir kalimat. Horas………. horas…………. horas…….., tulisan seperti ini pernah kubaca di sebuah koran besar terbitan Medan, ditulis oleh seorang wartawan yang katanya senior.

33. Pakai sesedikit mungkin istilah asing. Penulis yang hebat bukanlah karena piawai memamerkan banyak kosa-kata Inggris dan istilah-istilah ilmiah.

34. Kalimat langsung atau kutipan idealnya maksimal 30 persen dari seluruh isi artikel.

35. Waktu paling enak menulis: menjelang tengah malam atau pagi hari sesudah bangun.

36. Biasakan berkhayal, tentang apa saja. Kau harus berani mengkhayalkan dirimu sedang berada di zona perang Afghanistan bersama-sama dengan si seksi Angelina Jolie. Berkhayal akan melahirkan atau mendorong munculnya ide-ide segar untuk tulisanmu.

37. Telusuri halaman Internet untuk membaca artikel dengan beragam topik, jangan melulu cuma nonton film bokep di YouTube atau Daily Motion.

38. Judul artikel adalah penentu apakah orang lain akan terus membaca tulisanmu ataukah beralih ke bacaan lain.

39. Judul harus menarik, tapi jangan menipu. Judul harus mencerminkan topik bahasan. Jangan tulis tajuk, “Bagaimana cara membuat kue enak,” padahal dalam konten kau hanya bercerita tentang bermacam kue lezat yang pernah kaumakan — judul yang tepat adalah, “Inilah kue-kue paling nikmat.”

40. Nikmati proses menulis. Meskipun kau bekerja sebagai redaktur koran atau blogger profesional, tetap saja anggap menulis sebagai hobi, agar dengan demikian kau terus menikmatinya.

41. Menulis berdasarkan suasana hati atau mood. Itu benar. Menulis tidak sama dengan pak polantas yang wajib berdiri mengatur lalu-lintas sekalipun hatinya lagi bersedih.

42. Musuh utama tulisan: jargon-jargon dan kalimat yang membingungkan.

43. Musuh utama penulis: sikap yang terlalu patuh pada orang lain alias penurut, dan sifat membeo.

44. Informasi penting tidak selalu menarik, dan informasi menarik tidak selalu penting. Maka tulislah keduanya, jangan menunggu munculnya topik yang menarik.

45. Tulislah artikel yang renyah. Sebisa mungkin jangan formal, kecuali untuk kasus khusus seperti siaran pers humas atau bahan pidato bosmu.

46. Ceritakan, jangan katakan. Buat pembacamu merasa intim dengan apa yang kautulis.

47. Tulis lebih banyak kalimat aktif daripada kalimat pasif.

48. Manfaatkan tanda baca koma seefektif mungkin. Bila ditempatkan dengan benar, koma bisa membuat artikelmu lebih bermakna. Bila sebaliknya, tanda koma justru membuat pembaca keliru menafsirkan tulisanmu.

49. Jangan jadi plagiator. Jangan menjiplak dengan cara mencuri. Bila kau harus mengutip atau meniru artikel dari sumber lain, sebutkanlah dari mana kau mengambilnya. Kredibilitas penulis pertama-tama dinilai dari kejujurannya, bukan dari kualitas artikelnya.

50. Jangan akhiri tulisanmu dengan kata-kata seperti, “Semoga, Horas, Amin.”

Adakah tips atau caramu yang khusus untuk berlatih menulis? Atau sudah letih membaca 50 tips ini? Ataukah masih kepengen kita lanjutkan menjadi 100 tips menulis ala Blog Berita?

Senin, 15 Februari 2010


For more widgets please visit www.yourminis.com

Rabu, 10 Februari 2010

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Petikan wawancara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan orang nomor satu di Puskesmas Bobotsari ini merupakan bagian dari laporan utama Mading Sekolah Smansa Bobotsari News.

Sabtu, 06 Februari 2010

GALERY FOTO (mading smans@bobotsari.news)

 
Para petani di Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari sedang bercocok tanam dengan latar Pegunungan Plana yang indah (Foto : Lutfi - Mading SMAN Bobotsari) 

  
Sugeng, Riza, dan Rizky asik bermain layang-layang di lapangan Desa Banjarsari, Kecamatan Bobotsari. Meskipun belum musim layang-layang, Sugeng kerap menjadi pemancing teman-teman di desanya untuk beramai-ramai bermain layangan (Foto : Lutfi - Mading SMAN Bobotsari). 

  
Kecamatan Bobotsari dilintasi sungai Klawing dan banyak sungai lainnya. Masyarakat memanfaatkan sungai-sungai tersebut untuk kebutuhan mandi, cuci, dan buang air besar (Foto : Lia - Mading SMAN Bobotsari). 

  
Dua petugas kebersihan pasar dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sedang mengumpulkan sampah pasar Bobotsari di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang terletak di bagian pojok pasar. Sehari, sebanyak satu truk pengangkut sampah berkapasitas 6 ton membawa sampah pasar Bobotsari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Foto : Lia - Mading SMAN Bobotsari). 

  
Tempat sampah basah dan kering yang dipasang pemerintah daerah di beberapa sudut Kota Purbalingga. Karena kurang sosialisasi kesadaran masyarakat yang rendah, tempat sampah ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Foto : Nessa - Mading SMAN Bobotsari). 


Mading : Jembatan Komunikasi Komunitas Sekolah

Majalah dinding (mading) merupakan media massa di suatu sekolah. Isinya beragam, mulai dari hasil karya siswa, buah pikiran guru maupun karya-karya kreatif dan informatif lainnya. Intinya, mading adalah surat kabarnya sekolah.

Fungsi mading sebagai media, juga dapat menjadi jembatan informasi antara guru dengan siswa, guru dan kepala sekolah, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan, mading menjadi jembatan sekolah dengan masyarakat sekitar.

Melihat strategisnya fungsi mading, sekolah sudah seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap mading sekolah. Kata kuncinya adalah dukungan kepala sekolah dan guru. Dukungan yang diberikan, selain dalam bentuk moral, yang lebih penting itu adalah dukungan finansial. Sekolah harus menyiapkan anggaran khusus untuk itu, sehingga mading sekolah bisa terbit secara kontinyu dan dikelola dengan lebih profesional lagi.

Mading bisa dijadikan media pembelajaran oleh guru. Misalnya, guru memberikan tugas kepada siswa melalui mading. Pertanyaan-pertanyaan tidak disampaikan di kelas, melainkan ditempel di mading. Dengan adanya tugas yang diberikan, secara tidak langsung telah memaksa siswa untuk membaca mading minimal sekadar untuk menyelsaikan tugsa yang diberikan.

Namun, baik mading maupun surat kabar dianjurkan mencari sumber pendapatan agar bisa bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Satu hal, mading tidak boleh selamanya mengandalkan dana operasional sekolah yang jumlahnya terbatas. Pengelola mading harus kreatif mencari sendiri sumber pembiayaan mading, dan peluang itu terbuka jika pengelolanya kreatif.

Dengan memadukan isi yang menarik dengan kemampuan menyalurkan aspirasi dan daya kreasi siswa, diyakini mading sekolah akan mampu bertahan lama. Mading sekolah akan mendapatkan tempat di hati pembacanya. Sama halnya dengan surat kabar, jika mading sekolah sudah dicintai pembacanya, persoalan finansial yang selalu menghantui mading-mading sekolah pun akan dapat teratasi. (AENA-10).

Jumat, 05 Februari 2010

SANITASI di Bobotsari (Laporan Utama Mading Smansa Bobotsari News)

 

Orang lebih serius dan senang membicarakan masalah politik, ekonomi, hiburan dan lupa bahwa urusan sanitasi juga perlu mendapat perhatian. Artinya, sanitasi bukan sekedar menjadi urusan pribadi tapi seharusnya menjadi urusan bersama. Sanitasi bukan sekedar urusan pemerintah tapi juga masyarakatnya.
Bicara sanitasi tidak lepas dari empat hal yaitu jamban, pengelolaan sampah, drainase dan pengelolaan limbah cair. Bidikan sanitasi kali ini fokus pada dua hal, yaitu sanitasi keluarga dan sanitasi di tempat-tempat umum. Sanitasi keluarga menyangkut sanitasi seputar perumahan warga diantaranya, praktik buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, kebun, dan kolam. Sementara sanitasi umum yaitu sanitasi di tempat umum seperti pasar, terminal, sekolah, tempat ibadah, dan lain-lain.

Kamis, 04 Februari 2010

SMA Negeri 1 Bobotsari Juara Lomba Mading Serulingmas 2010

Setelah melalui penilaian juri yang sangat ketat, akhirnya majalah dinding smans@bobotsari.news dari SMA Negeri 1 Bobotsari Purbalingga berhasil keluar sebagai Juara Umum Lomba Majalah Dinding Serulingmas Kalam Siswa Award 2010 setelah menang di Kategori Penulisan Terbaik, Reportase Terbaik, Komposisi Isi Terbaik dan Desain Iklan Alfamart Terbaik. Sementara Kategori Desain Grafis Terbaik dimenangi oleh mading Nature News dari SMA Negeri 1 Kejobong Purbalingga dan Kategori Fotografi Terbaik dimenangkan oleh SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara. Lomba mading paling bergengsi di eks Karesidenan Banyumas ini dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Lomba yang dilaksanakan di Gedung Korpri Purwokerto pada Sabtu, 23 Januari 2010 ini terselenggara berkat kerjasama Paguyuban Serulingmas, Alfamart dan Radar Banyumas (AENA-10).

Jumat, 22 Januari 2010

Film Masuk Sekolah salah satu artikel yang ditampilkan dalam Mading SMA Negeri Bobotsari yang bernama"Warta mBobotsari" .



Antara Batik dan Buruh Pabrik adalah salah satu karya yang tampil dalam Majalah Dinding SMA Negeri 1 Bobotsari yang bernama "Warta mBobotsari" . Mading ini ikut dalam kompetisi Lomba Mading yang diselenggarakan Serulingmas bekerjasama dengan harian Radar Banyumas di gedung Korpri Purwokerto hari Sabtu, 23 Januari 2010.



Template by : kendhin x-template.blogspot.com